Ketika pusat dokumentasi terlengkap di Indonesia - PDS H.B Jassin, terancam ditutup sontak semua pelaku sastra dan pencinta tercengang. Masalahnya sangat klise, kurang biaya. Selama ini, pusat dokumentasi tsb memang di biayai oleh dana pemerintah, namun semakin lama dana tsb semakin sedikit. Padahal untuk merawat dokumentasi yang umurnya sudah sangat tua tidaklah murah. Jelas hal ini membuat pelaku sastra dan pecinta sastra merasa harus melakukan sesuatu untuk mempertahankannya.
Untuk itu, saya dan beberapa penulis lainnya ikut dalam proyek yang digerakan oleh @bergeraksastra yang didukung oleh nulisbuku.com , untuk menerbitkan sebuah antologi yang berisi 7 essai, 10 cerpen dan 42 puisi. Tujuannya adalah karna kami memang peduli akan sastra Indonesia. Apa jadinya jika pusat dokumentasi ini benar-benar tutup nantinya? Anak cucu saya pastinya tidak akan mengetahui sastra Indonesia yang sudah dikenal di mancanegara. Ironis memang.
Untuk itu, saya dan beberapa penulis lainnya ikut dalam proyek yang digerakan oleh @bergeraksastra yang didukung oleh nulisbuku.com , untuk menerbitkan sebuah antologi yang berisi 7 essai, 10 cerpen dan 42 puisi. Tujuannya adalah karna kami memang peduli akan sastra Indonesia. Apa jadinya jika pusat dokumentasi ini benar-benar tutup nantinya? Anak cucu saya pastinya tidak akan mengetahui sastra Indonesia yang sudah dikenal di mancanegara. Ironis memang.