Article
[ Artikel ] – Konser Blaudzun Ft. Keroncong Tugu . Kolaborasi Musik yang Menyatukan Dua Negara.
Sudah hamper tiga kali saya dan teman saya merencanakan weekend tanpa ke mall. Dan yang ketiga kali ini, saya menghadiri pegelaran music yang diadakan Erasmus Huis Jakarta. Ini pertama kalinya buat saya pergi ke acara musik yang diselenggarakan oleh Kedutaan Belanda. Karna selama ini saya lebih sering menghadiri acara pergelaran musik dari KCC ( Korean Cultural Center ). Ketika ada tawaran dari teman untuk datang, maka kesempatan bagus tidak boleh dilewatkan, kan?
Source : Erasmus Huis - https://web.facebook.com/ErasmusHuisJakarta/posts/mark-your-calendar-27th-january-the-erasmus-huisblaudzun-played-sold-out-shows-i/10155917902998745/?_rdc=1&_rdr |
Pergelaran musik yang saya datangi adalah pergelaran music seorang penyanyi terkenal Belanda yang berdarah Indonesia. Blasteran? Iyes! Karna kakek dan neneknya adalah orang Indonesia yang akhirnya pindah ke Belanda saat penjajahan Jepang dulu. Makanya, melihat background-nya yang menarik serta ditambah akan berkolaborasi dengan musisi local Jakarta yang ketjeh banget, maka tidak ada yang bisa membatalkan acara nonton saya.
Saat pertama kali masuk ke Erasmus Huis, saya disambut oleh petugas keamanan yang meminta saya untuk menyerahkan tas untuk proses pengecekan oleh mereka. Tipikal Gedung kedutaan, gerbang masuk ke halaman utama Gedung selalu ada pintu bergerigi yang kadang bikin saya bingung harus lewat mana. Norak!
Lalu, saya menemukan seorang wanita yang duduk di balik laptopnya yang meminta saya untuk mendaftar ulang alamat email, no telepon serta dari siapa saya menemukan informasi adanya acara music ini. Lantas, dengan jelas saya katakan , “ dari teman saya.” Akhirnya setelah basa basi tersebut saya memasuki sebuah hall yang isinya bikin saya takjub. Ternyata di hari yang sama sedang diadakan pameran lukisan lho! Maka, sebelum acara dimulai took some photos were not a crime, right!
Ketika puas, foto sana foto sini, bibir saya, tenggorokkan saya terasa kering. Melipir ke sebuah kafe adalah ide yang bagus. Maka ketika orang lain pada pesan Bir Bintang yang kalau saya minum nanti bakal dikeluarkan dari KK, maka saya memutuskan untuk menyeruput the hijau botolan sambil menatap orang-orang yang dari tadi tidak berhenti untuk membeli Bir Bintang lagi, dan lagi, hingga teman saya akhirnya datang saat pertunjukkan sebentar lagi mulai.
Dasar tidak bisa lihat lesehan, saat masuk ke hall konser nya malah duduk nge-deprok. Sampai-sampai si Pak Bule nya bilang :
“I am hoping that you all will stand up and enjoy the music instead of sitting on the floor. But that’s oke. I will do the same as you do.”
Setelah Pak Bule mulai menceritakan tentang konser ini, acara dimulai dengan pertunjukkan dari Keroncong Tugu. Ini pertama kalinya saya menonton pertunjukkan mereka. Walaupun lagu-lagu keroncongnya tidak ada yang saya tahu karna saya lahir bukan di zaman dulu sekali, tapi harmonisasi lagu dan music yang dibawakan cukup menghibur dan membuat saya senyum-senyum sendiri walaupun masih dalam keadaan duduk. Mereka membawakan dua lagu, lalu setelah itu dilanjutkan oleh pertunjukan dari Blaudzun.
Saat Blaudzun mulai menyanyi, penonton mulai berdiri dan menikmati musik. Lagu yang dinyanyikan tidak ada yang saya kenal sebelumnya. Namun, makin lama makin enak juga didengar walaupun belum sampai jingkrak-jingkrak dengerinnya.
Sayangnya, doi kurang komunikatif dengan penontonnya di awal. Tapi tidak apa-apa. Karna mungkin dia lebih menikmati musiknya sendiri ketimbang ngobrol ama penonton, apalagi sama daku yang tidak dikenalnya. Walhasil, hampir tidak ada jeda selama konser musiknya. Ngebutttt pollll!!!
Ada satu lagu yang terdengar ear catching. Judulnya Hey Now! Pas konser tidak ada informasi soal judul lagunya. Akhirnya karna penasaran, maka saya berakhir dengan ngubek-ngubek Itunes dan akhirnya dapat juga.
Lalu, yang ditunggu-tunggu tiba. Keroncong Tugu dan Blaudzun tambil bersama untuk menyanyikan dan memainkan musik yang akhirnya bikin saya sadar,bahwa tidak ada batasan Bahasa bagi music. Dan juga akhirnya menyadarkan bahwa sebenarnya Indonesia dan Belanda, torang basudara. Bahwa musik mampu menyatukan kita semua. Buktinya, permainan keduanya begitu harmonis. Tidak ada yang namanya gontok-gontokan, angkat senjata dan lain-lain. Justru terlihat begitu kompak. Kondisi aman terkendali, Jendral!
Pergelaran music menghabiskan waktu kurang lebih 1.5 jam. Cukup puas menyaksikan lagunya. Dan yang paling saya suka adalah acara ini GRATIS. So, uangnya bisa dipakai buat ongkos GOJEK dong hahaha..
See Ya!^^