}); [ Edisi Malaka ] – 5 Aktifitas Gratis di Malaka yang Tidak Akan Menguras Kantong. | I AM GONNA TELL YOU MY STORY [ Edisi Malaka ] – 5 Aktifitas Gratis di Malaka yang Tidak Akan Menguras Kantong. - I AM GONNA TELL YOU MY STORY

.

[ Edisi Malaka ] – 5 Aktifitas Gratis di Malaka yang Tidak Akan Menguras Kantong.

10:57:00 AM

Jadi budget traveler yaa susah-susah gampang. Ingin tetap traveling tetapi dana terbatas, yaa salah satunya menyiasati itinerary yang akan dibuat.  Caranya gimana? Dengan mencari wisata gratis di tempat tujuan. Banyak cara untuk menikmati traveling dengan cara murah kok. Gak melulu harus berbayar. Memang, yang berbayar itu memang selalu menawarkan hal yang menarik untuk dinikmati. Tapi, masih banyak juga kok tempat wisata yang tidak kalah menawarkan hal menarik bagi wisatawannya.




Salah satunya Malaka. Kota yang selalu menarik perhatian para traveler dari mancanegara, karena merupakan kota warisan dunia UNICEF.  Hanya berjarak sekitar 2 jam dari Kuala Lumpur, Malaka bisa kunjungi menggunakan bis dari Terminal Bersepadu Kuala Lumpur lho. Karna jarak yang dekat, bisa jadi alternatif untuk melakukan one day trip atau mungkin nginep semalam di Malaka.

Nah,bagi saya yang ingin explore Malaka lebih lama akhirnya saya memutuskan untuk menginap dua malam di Malaka.  Dan karna budget terbatas, saya harus mencari aktifitas untuk menghemat budget namun tetap enjoy sebagai traveler.

Berikut adalah adalah beberapa aktifitas yang bisa dilakukan secara gratis di Malaka.

 

Menikmati Waktu Sore Hari di Pinggir Sungai Malaka di Kampung Morten

 

Wah, ini sih hidden gem banget. Lokasi ini gak masuk ke dalam itinerary saya. Mungkin karna saya kurang deep riset nya. Sehingga beberapa kali ke Malaka, lokasi ini belum masuk ke daftar tempat yang akan saya kunjungi.




Lokasinya sendiri gak jauh dari lokasi hotel tempat saya menginap. Di Jalan Pesisiran Bunga Raya. Tinggal jalan kaki sebentar, lalu menemukan lokasi bengong yang syahdu banget. Di sini, tenang banget dan terdapat beberapa anak tangga yang bisa digunakan untuk duduk bengong menikmati manusia-manusia hilir mudik atau perahu wisata yang melewati Sungai di depan saya waktu itu.

Di seberang Sungai terdapat kampung Morten, sebuah perkampungan yang kata google merupakan sebuah kampung yang masih menjaga bentuk rumah tradisional mereka. Mungkin mirip-mirip Bukhcon Hanok Village yah kalau di Korea Selatan.  Nah, sayangnya saya nggak sempat explore area di perkampungan itu. Saya Cuma duduk bengon, lalu jalan jalan di pinggir Sungai dan berdiri di depan jembatan penghubung dengan kampung tersebut.

Tapi, apa yang saya lalukan sudah cukup membuat saya bisa menikmati slow living selama beberapa jam dengan berada di pinggi Sungai ini. Betapa manusia itu memang butuh slow living sejenak untuk menikmati hal-hal yang kadang terasa remeh jika bagi yang memiliki hidup serba cepat. Seperti bengon doang, udah berasa malah sih menurut saya.

 

Menjelajahi Area Bangunan Merah.

 




Nggak lengkap rasanya jika ke Malaka tidak ke Bangunan Merah. Area yang menjadi pusat wisatawan ini selalu menarik untuk dikunjungi. Memang, tidak ada yang berubah dari tahun ke tahun, karna mereka tetap menjaga agar tetap seperti awalnya, namun area ini selalu menjadi magnet bagi wisatawan untuk terus meng-explore area yang ada.

Menaiki tangga salah satu bangunannya saja sudah membuat berasa kaum bangsawan Eropa, apalagi mengagumi besarnya bangunannya. Bisa seharian di sini.

 

Mengunjungi Gereja Santo Paulus.

 




Lokasinya berada di belakang area Bangunan Merah. Berada di sebuah bukit yang bikin bisa melihat pemandangan kota Malaka dari atas. Kalau di Macau ada  reruntuhan gereja Santo Paulus, di Malaka juga ada lho. Dengan nama gereja yang sama, dan namun bedanya bagian bangunan dari Gereja Santo Paulus di Malaka masih lengkap kecuali bagian atapnya, gereja ini masih mampu memberikan cerita tersendiri tentang betapa megahnya saat itu.






Walaupun bangunannya sudah tidak selengkap dulu lagi, tap beberapa bagian masih bisa menggambarkan bahwa gereja ini sangat besar. Karna di dalamnya terdapat beberapa ruangan seperti makam kuno portugis, beberapa batu nisan yang disandarkan di dinding , beberapa hall tempat ibadah serta beberapa ruangan kosong yang saya tidak tahu dulunya berfungsi sebagai apa.

 

Menikmati Hiruk Pikuk Ramainya Jonker Walks.

 



Salah satu area ramai wisatawan di dekat area Bangunan Merah adalah Jonker Walk Street. Kawasan ini adalah kawasan ramah pedestrian yang di sepanjang jalan ditemukan banyak  kedai dan toko. Kulineran di sini juga oke banget. Apalagi jajan es cendol yang bikin seger dagaha di kala  panas menyerang. Di area Jonker Walk ada banyak kedai es cendol, salah dua nya adalah Kedai Es Cendol Nyonya yang topping nya berbagai macam dan kedai Es Cendol Bibik House yang masih pakem dengan es cendol original nya.

Bangunan di sini rata­-rata masih menggunakan model peranakan Tionghoa Malaysia. Sehingga cukup menarik wisatawan untuk sekedar melihat. Area jalan ini cukup panjang, hingga nantinya bisa menemukan area Museum Mansion Peranakan.

 

Mengagumi Bangunan Museum Baba & Nyonya Mansion Peranakan.

 



Sebenarnya ini ga bisa dibilang gratis sih. Karna untuk masuk ke dalam mansion tsb ada biaya masuknya. Cuma kembali lagi ke tema budget traveler, menikmati dari luar saja sudah cukup bagus. Memang, itu tidak sepadan dengan bagian dalam yang menurut informasinya terdapat barang-barang peninggalan dari pemilik mansion ini terdahulu yaitu keluarga Baba Chan sejak tahun 1896.

 

Bagian dalamnya sendiri masih terawat dengan baik dan dijadikan museum. Nggak heran juga sih, dari tampak depan bangunan masih terlihat bagus dan kokoh.

 

HTM : MYR 18 ( Dewasa ), MYR 13 ( Anak-anak )

 

Malaka itu memang cantik kotanya. Slow Living sih. Tidak terlalu metropolitan seperti Kuala Lumpur. Jika bosan dengan hiruk pikuk metropolitan, menyempatkan menginap di Malaka 1 atau 2 malam cukup untuk mengisi energi.

Cerita tentang Malaka lainnya sudah pernah saya tulis di artikel saya di blog ini.

So, kapan kalian ke Malaka?

 

Kiss & Hugs,

Vindri P.

Instagram           : @veendoorie

Twitter                : @veenzy

Youtube              : @VindriIsHangingAround.

Email                   : Vindri.prachmitasari@gmail.com

 

Support Me : Klik di bawah ini

Nih buat jajan

You Might Also Like

0 comments

Followers

Member of

Blogger Perempuan
ID Corners

Subscribe