}); [ Itinerary ] - 3 Hari 2 Malam di Hong Kong, Bisa ke Mana Saja? - Part 2 | I AM GONNA TELL YOU MY STORY [ Itinerary ] - 3 Hari 2 Malam di Hong Kong, Bisa ke Mana Saja? - Part 2 - I AM GONNA TELL YOU MY STORY

.

[ Itinerary ] - 3 Hari 2 Malam di Hong Kong, Bisa ke Mana Saja? - Part 2

6:47:00 PM



Baca Juga : [ Itinerary ] - 3 Hari 2 Malam di Hong Kong, Bisa Ke Mana Saja? - Part 1


Day 2

Islamic Centre Canteen

 

Traveling tanpa nyoba makanan asli daerah yang dikunjungi? Itu seperti ngelewatin moment penting dalam hidup. Sudah seharusnya traveling itu sekalian mencicipi hidangan lokal. Memang akan sangat sulit untuk mencicipi semuanya di negara yang bukan mayoritas muslim, tapi bukan berarti tidak bisa kan? Pintar-pintar saja mencari informasi di mana makanan lokal dan halal bisa disantap.

Salah satu asalan Islamic Centre masuk dalam lokasi wisata yang wajib saya kunjungi adalah karna saya ingin mencicipi dimsum populer yang menurut orang banyak enak banget ditambah sudah pasti halal. Maka, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk mencicip dimsum di Islamic Centre. Karna kalau datang siang, dimsum-nya udah ga tersedia lagi. Makanya pagi hari adalah waktu yang terbaik.





Untuk menuju Islamic Centre sebenarnya lumayan tricky karna sedikit jauh dari stasiun MTR terdekat, apalagi harus melewati Bowrington Road Market yaitu pasar tradisional di Hong Kong untuk bisa sampai di Islamic Centre. Tapi, seharga kok dengan dimsum yang enak. Jadi, hajar bleh aja.

Islamic centre sendiri adalah sebuah lembaga dakwah untuk komunitas muslim di Hong Kong. Di dalamnya sendiri tidak hanya berisi majlis saja tetapi terdapat masjid Ammar & Osman Rajju Saddick yang berada persis di sebelahnya , sebuah taman kanak-kanak muslim serta kantin. Nah, kantin ini yang dijadikan target untuk mencicipi dimsum enak dan halal di Hong Kong. Bangunannya sendiri berbentuk kotak dan kantinnya sendiri berada di lantai 5.

How to get there :

Causeway Bay Station - Exit A ( ada di bawah mall Times Square ) - untuk keluar dari Mall ambil Exit B2 atau jalan keluar yang menuju hall utama dari Times Square - Belok Kiri dan jalan di Russel St lurus sampai ketemu fly over  - menyebrang jalan dan berjalan di bawah kolong fly over sampai ke seberang, lalu ketemu Canal Rd. - belok kiri sedikit sampai ketemu gang pertama -  belok kanan untuk masuk ke Wanchai Rd -  tetap jalan lurus sampai ketemu perempatan kedua   - menyeberang di Morrison Hill - tetap berjalan di Wanchai Rd - ketemu VW Hong Kong centre - tetap jalan sampai ketemu The Charterhouse ( ada di sebelah kiri )  - Masuk lewat parkiran the Charterhouse - keluar parkiran belok ke kanan - Bangunan Ammar & Osman Ramju Saddict Islamic Centre ada di sebelah kanan.

Nah, setelah sampai bisa langsung masuk ke dalam dan menuju lift yang ada di sebelah kanan. Atau kalau bingung bisa nanya ke petugas resepsionis ata orang yang juga sedang berada di sana. Saat di sana saya tidak menemukan orang yang berada di dekat pintu masuk, jadi main nyelonong aja ke area lift nya untuk menuju lantai 5.

Ketika sampai di lantai 5, suasanya berubah. Mulai tercium wangi makanan dan dimsum yang masih hangat. Beberapa warga imigran Timur Tengah serta warga muslim lainnya juga terlihat di sana. Untung saja masih banyak meja dan kursi yang kosong tersedia. Lalu tanpa menunggu lama saya mengambil kertas yang berisi daftar menu makanan yang akan dipesan setelah melihat buku menunya.




Sayangnya beberapa dimsum andalan aka best seller sedang habis di kantin ini, jadinya saya pilih yang lain. Tapi tetap yah, menikmati makanan lokal di negeri asalnya memang enak banget. Range Harga : 13-20 HKD. Dan saat itu saya habis sekitar 50 HKD. Enak dan lumayan murah sehingga bisa mengganjal perut saya sampai makan berikutnya.




Oia, ada cerita lucu yang saya alami ketika berada di kantin. Saat itu saya sudah merasakan sakit perut sejak berjalan kaki menuju Islamic Centre, dan semua itu makin menjadi ketika tiba di dalam kantin. Setelah selesai memesan, saya sibuk memastikan apakah saya harus buang hajat di sini atau tidak. Karna sudah tidak tahan, maka saya putuskan untuk masuk ke dalam toilet.

Perlengkapan toilet sudah saya siapkan. Tisu basah 1 pak, tisu kering, botol semprotan kecil. Namun karna terbiasa menggunakan bidet untuk urusan buang hajat maka, saya akhirnya menghabiskan 1 pak tisu basah untuk memastikan bahwa semuanya benar-benar bersih. Saya tidak membawa botol kosong sebagai wadah untuk mengisi air hanya semprotan kecil saja karna saya tidak berpikir untuk buang hajat selain di hotel. Memastikan semuanya bersih termasuk tangan , saya kembali ke meja untuk menikmati dimsum yang enaknya bukan main. Dan perut saya kenyang hingga ketemu makanan berikutnya serta bisa melanjutkan ke tempat berikutnya.

  

Ngong Pin Village Lantau Island  

Ketika semuanya sudah direncanakan sejak awal ternyata ada saja yang tidak akan sejalan. Itulah traveling. Gak selalu berjalan mulus. Ketika di awal sudah makan enak dan kenyang, ternyata untuk mengunjungi destinasi lainnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.








Awalnya berjalan mulus saat menaiki MTR dari Causeway Bay Station menuju Tun Chung Station dan setelah berjalan selama 15 menit menuju terminal cable car Ngong Pin 360 bahkan juga masih berjalan lancar. Antrian saat itu tidak banyak. Hanya butuh 3 menit untuk bisa menyelesaikan pembelian dan lanjut naik cable car-nya. Namun ada satu hal yang menjadi pertanyaan saya saat itu. Langit sedang tidak bersahabat dengan kami. Hujan rintik namun pelayanan cable car tetap dilanjutkan, namun waktu kunjungan di Ngong Pin Village berkurang. Saat itu waktu menunjukkan pukul 11 siang, yang artinya tidak butuh waktu lama untuk bisa sampai sore hari di sana - pikirku awalnya.




Walaupun hujan rintik jarak pandang masih terasa baik. Saya masih bisa melihat pemandangan bukit dan gunung yang hijau di bawah saya, langit yang mendung, kereta gantung lainnya yang sedang ke arah balik serta udara dingin yang makin lama makin berasa sampai tulang. Karna hanya berdua saja di dalam kereta gantung itu saya dan tante saya mencoba untuk menyeimbangkan posisi duduk agar tidak goyang. Yaa walaupun gak ngaruh banget sih, cuma namanya ketinggian tetep saja bikin ngeri. Kereta gantung yang kami gunakan adalah kereta gantung biasa yang di dalamnya tidak terdapat lantai kaca. Karna berada diketinggian seperti ini di dalam kereta gantung sudah cukup ngeri, jadi tidak perlu untuk menambah kengerian dengan lantai kaca. Karna saya bukan Spiderman yang bisa melompat dari satu tempat ke tempat lain jika ada bahaya dengan jaring laba-labanya.



Perjalanan menumpuh waktu 25 menit sehingga banyak waktu dihabiskan untuk menikmati pemandangan, mengambil beberapa foto dengan kamera ponsel serta berdiam diri hingga terasa senyap di dalam kereta gantung. Untung saja ujung terminal sudah mulai terlihat dan ketika saatnya turun, hujan deras langsung menyambut saya dan tante di Ngong Pin Village. Karna tidak membawa payung atau pun jas hujan, saya dan Bibi mencoba untuk berteduh di dekat sebuah toko sovenir. Beberapa pengunjung lain membeli jas hujan yang dijual di toko sovenir seharga 30-50 HKD sekali pakai, sementara saya dan Bibi masih berharap hujan akan lekas berhenti. Karna saya ingin menuju ke Giant Buddha yang ada di sebelah sana.


Semesta sepertinya mendengar doa kami. Lalu perlahan hujan berhenti.  Dengan cepat saya mulai mengambil foto di sebuah patung es krim dan beberapa spot yang masih dekat dengan toko sovenir. Namun, lagi-lagi ada doa-doa orang lain yang lebih didengar, maka hujan kembali turun. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang. Mencoba kembali bersabar sambil mengambil beberapa foto yang ada di sekitar, saya masih berharap hujan segera berhenti. Karna sayang, sudah jauh ke sini masa cuma berhenti di ruang tunggu terminal saja. Saya ingin ke tempat lainnya yang ada di Ngong Pin Village, seperti Po Lin Monastery  yaitu tempat peristirahatan pada biksu serta tempat makan bagi yang ingin makan siang. Menurut info makanan yang disajikan kebanyakan adalah vegetarian. Mungkin ramah bagi turis muslim.







Lalu ada Wisdom Path yaitu sebuah jalan setapak sekitar 10 menit yang  menuju sebuah bukit yang di sana dipasangi tiang-tiang dari pohon yang ditulis dalam aksara China yang berisi ajaran-ajaran kebajikan dari kitab sutra. Walaupun tidak mengerti aksara China tapi lokasi ini bagus untuk mengambil foto.

Sepertinya saya memiliki alasan kuat untuk kembali ke Hong Kong lagi, karna hujan saat itu tidak mau berhenti dan dapat informasi bahwa kereta gantung balik di tunda sementara waktu, artinya saya belum bisa kembali juga ke kota. Di luar hujan deras, balik ke kota gak bisa juga, walhasil saya dan Bibi hanya bisa duduk termenung di ruang tunggu sambil menyaksikan antrian yang mulai mengular. 



Langit sepertinya tidak ingin terasa senyap, bunyi halilintar menggema di Ngong Pin Village, tidak ada alasan lagi untuk menerobos hujan. Sekitar 1 jam menunggu akhirnya kereta gantung kembali beroperasi, waktu kunjungan di Ngong Pin Villange tinggal 1 jam lagi, dan saya tidak ingin ketinggalan kereta yang bisa mengakibatkan saya harus menginap di sini, akhirnya saya relakan waktu saya yang terbuang percuma karna menunggu hujan untuk kembali ke kota.

 



How to get there :

 

Dengan MTR ke Tung Chung Station, Exit B. Terminal kereta gantung terletak di dekat stasiun 

Dengan Bus ke Tung Chung: E11, E21, E23, E31, E32, E33, E34, E41, E42, 1R, S1, 2, 21, 23

 

HTM :

 

https://www.np360.com.hk/en/ticketing/ticket-tour/ticket/round-trip-cable-car-ticket

 

 

Symphony of The Light - Tsim Sha Tsui Promenade

Ini adalah malam terakhir kami di Hong Kong. Untuk menikmati sisa malam, saya berpikir untuk menghabiskan dengan cara menikmati pertunjukkan gratis yang ada di Hong Kong. Pertunjukkan itu adalah sebuah pertunjukkan yang menampilkan pertunjukkan laser yang akan mengikuti alunan musik yang dimainkan secara harmonis. Ada sekitar 39 gedung yang ikut berpartisipasi di dalam Symphony of Light.

Jam 8 malam Symphony of Light dimulai. Banyak banget pengunjung yang ingin melihat bagaimana harmonisasi musik dan cahaya bisa menjadi tontonan menarik di langit malam Hong Kong. Musik yang dimainkan juga bukan main-main. Musik terebut berasal dari Hong Kong simponi orkestra. Selain pertunjukkan laser, peran LED dari gedung-gedung yang ikut berpartisipasi membuat malam menjadi semarak. Walaupun udara lumayan dingin karna tepat di tepian sungai.





Pertunjukkan memakan waktu sekitar 15 menit kalau tidak salah. Tapi rangkaian cahaya dari laser serta LED membuat mata seakan-akan tidak mau berkedip. Symphony of Light selalu ada setiap malam,namun bisa saja ditiadakan tergantung dengan kondisi cuaca saat itu.

How to get there :

 

East Tsim Sha Tsui station - exit J - jalan sekitar 100 meter dan belok kanan ketika melihat Hotel Sheraton.


Temple Street Night Market

Saya masih gak puas. Saya masih mau lama-lama di Hong Kong malam ini. Gak mau pulang, maunya di goyang - lah? Makanya, karna lokasinya dekat dengan Tsim Tsa Tsui Waterfront, belanja sedikit cendramata di Tample Street Night Market sepertinya mampu memuaskan rasa penasaran saya.

Malam itu hujan rintik, namun bukan berarti saya menghentikan niat saya ke pasar malam. Lokasinya gampang ditemukan, karna terdapat gapura seperti pintu masuk kuil yang bisa dijadikan patokan bahwa itu adalah benar lokasinya serta letaknya berada di antara Jordan Road & Yau Mau Tei. Di dalam Temple Street banyak terdapat kedai makanan, toko-toko serta minimarket yang bertebaran. Karna tujuan saya adalah ke pasar malam, maka saya masih harus jalan lagi ke dalam jalanan utama. Oia, karna ini pasar malam maka sepanjang jalan di Temple Street tidak ada kendaraan yang melintas kecuali beberapa mobil yang saya duga adalah milik dari tenant pasar malam tersebut.

Di pasar malam banyak banget yang dijual. Mulai dari sovenir ala Hong Kong, t-shirt , tas, dompet, gantungan kunci, gelang serta gantungan kulkas. Harga yang dijual juga bervariasi dan bisa ditawar kok. Saat itu saya hanya membeli beberapa gantungan kunci, dompet koin serta pouch make up. Ketika semua yang dinginkan sudah terbeli, perut saya berkata lain. Ingin rasanya membeli sesuatu yang ringan tapi enak.

How to get there :

Jordan MTR Station - Exit A - jalan lurus ke arah Sino Cheer Plaza sekitar 290 m - belok kanan setelah pertigaan kedua di depan gapura Temple Street - pasar ada di bagian dalam jalan.

 



Kai Kai Dessert

Sebelum ke Hong Kong, saya sudah melakukan riset kecil-kecilan mengenai jajanan enak dan muslim friendly di Hong Kong. Waktu itu saya baca di salah satu blog, kalau mereka merekomendasikan untuk mencoba salah satu makanan pencuci mulut yang enak, murah dan masuk ke dalam rekomendasi dari panduan Michelin lho.

Nah, si Kai-kai dessert ini menyediakan makanan khusus tradisional pencuci mulut khas Kanton. Didirikan lebih dari 40 tahunan, kedai pencuci mulut ini sangat terkenal di kalangan warga lokal dan turis. Jenis pencuci mulut seperti apa sih? Kalau di Indonesia seperti bubur sum-sum, wedang ronde sih kelihatannya. Tapi ini lebih bermacam-macam variasinya.




Mereka menyediakan sup manis seperti sup pasta kacang kenari manis, sup pasta wijen hitam, sup bola-bola beras wijen manis, dan lain-lain. Saat itu saya dan Bibi memilih sup pasta kacang merah manis. Dan itu enak. Pas tidak terlalu manis tidak terlalu hambar. Kuahnya yang putih seperti susu, pasta kacang merah yang manis bikin pas dilidah. Saya tidak tahu kuahnya putihnya yang kental itu terbuat dari bahan-bahan apa saja selain susu, tapi sepertinya ada sedikit rasa jahe di dalamnya. Pokoknya enak apalagi dimakan saat malam. Bikin hangat tubuh.




Harga per porsinya cukup bervariasi, tapi tidak bikin kantong bolong kok.

How to get there :

MTR Jordan Station - Exit A - jalan ke arah kiri sampai 180 meter - belok kiri - tokonya ada di sebelah kanan jalan.

Kai Kai Dessert 佳佳甜品

29 Ning Po Street, Jordan, Kowloon Hong Kong
Tel: +852 2384 3862
Opening Hours: 12:00pm – 3:30am (Mon – Sat), 12:00pm – 12:00am (Sun)



 


Berat memang jika mengingat esok di hari ketiga adalah waktu kami harus meninggalkan Hong Kong. Namun, waktu liburan akhirnya sudah mulai berakhir. Sudah saatnya kami kembali ke tanah air. Perjalanan panjang kami dari Hong Kong hingga mengunjungi negeri Tiongkok benar-benar penuh perjuangan dan selalu membekas jika kembali diceritakan.

Rasa itu yang saya kangenin saat ini. Ketika pandemik masih berlangsung dan belum ketahuan kapan akan berakhir, yang bisa dilakukan untuk membunuh rasa kangen adalah dengan kembali melihat galeri foto hasil perjalanan saya selama ini. Dan saya bersyukur karna diberi kesempatan untuk dari beberapa tahun sebelumnya untuk bisa melakukan traveling. Mungkin di tahun ini semesta meminta untuk beristirahat sejenak sebelum akhirnya kita semua bisa traveling lagi.

Fighting Fellas! We can go through it !

 

Stay safe & keep healthy

Vindri P.

 

 

Email : Vindri.prachmitasari@gmail.com

IG       : @veendoorie

You Might Also Like

6 comments

  1. Menarik ceritanya 3 hari 2 malam di Hong Kong ini Mbak. Serasa ikutan jalan-jalan. Ohya saya juga gitu, karena kebanyakan di rumah saja, untung ada foto-foto traveling lama yang bisa digunakan pengobat rindu. Akhirnya balik ke blog lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waahh, makasih :)
      banget, ngeliat galeri itu semacam visual traveling sebelum bisa traveling lagi hahah

      Delete
  2. Waa visual travelingku hari ini ke Hongkong haha
    Seru juga ya ke Hong Kong, aku pengen banget naik kereta gantungnya dan mencicipi kuliner disana.. tapi aku belum kesamapaian, dua kali kesana tapi cuman di bandaranya aja transit hiks sedih..
    Semoga besok-besok bisa kesana dan bukan menjadi wacana dan bisa mencicipi dumpling enak disana, jujur aku ngiler waktu ngebaca "dumpling" 🤤

    btw, terima kasih ya sudah mampir ke blogku.. semoga kita bisa berteman :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, makasih juga sudah berkunjung.
      Walaupun 2x baru sampai di bandaranya, artinya punya alasan kuat untuk kembali ke Hong Kong.
      Semoga bisa segera ke sana yah.. ^^

      Delete
  3. aduh, jadi kangen dim sum di kantin masjid itu.... :((

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sama kangen Mbak. Rasanya nggak puas cuma 3 harian, ,maunya lama tapi dompet udah keburu tipis hahah

      Delete

Followers

Member of

Blogger Perempuan
ID Corners

Subscribe