"Liat nanti deh..!"
Sudah sering terdengar sebagai penolakan dengan bahasa yang halus. Biasanya kata-kata itu keluar kalau seseorang tidak ingin bergabung atau tidak setuju akan satu hal yang di tawarkan padanya. Dan yak, kemarin saya resmi mengalaminya kembali.
Mungkin bukan hanya kemarin saya mengalaminya. Kata-kata itu menjadi makanan sehari-hari yang suka datang dan pergi. Namun, kata-kata itu kali ini lebih terngiang di otak, karna tujuan saya memang berusaha untuk membuatnya menerima penawaran saya.
Kalau kata ahli dunia marketing, yang namanya penolakan sudah menjadi bagian dari marketing itu sendiri. Bahkan menjadi point sendiri bagi perusahaan untuk menganalisis kenapa penolakan itu terjadi.